Chikungunya - Gejala, penyebab dan mengobati
Chikungunya adalah infeksi virus yang ditandai Berhubungan dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari Kemanusiaan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, terdapat 5.042 kasus chikungunya di Indonesia sepanjang tahun 2019. Dari masalah tersebut, sebanyak 1.044 kasus terjadi di provinsi Jawa Barat, disusul Lampung dengan 829 kasus, dan Gorontalo dengan 534 masalah. Namun, hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat chikungunya.
Penyebab Chikungunya
Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua nyamuk tersebut adalah jenis nyamuk yang juga menularkan penyakit demam berdarah dan virus Zika. Umumnya, nyamuk ini menggigit di siang dan malam hari.
Nyamuk Aedes mendapatkan virus Chikungunya saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk pembawa virus chikungunya. Meski demikian, virus chikungunya hanya menular melalui nyamuk dan tidak mengurangi menyebar secara langsung antarmanusia.
Chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih tinggi pada bayi baru lahir, orang usia 65 tahun ke atas, dan orang Berhubungan dengan kondisi medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Gejala Chikungunya
Pada dua kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tapi, kebanyakan penderita mengalami gejala yang timbul dalam 3–7 hari setelah tergigit oleh nyamuk pembawa virus. Gejala yang timbul tersebut umumnya dapat berupa:
- Demam hingga 39°C
- Ruam kemerahan
- Nyeri otot dan sendi
- Nyeri tulang
- Sendi bengkak
- Sakit kepala
- Lemas
- Mual
Pada umumnya, gejala di atas akan membaik dalam 1 minggu. Namun, pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu, meski sangat jarang, gejala chikungunya yang parah juga bisa menyebabkan kelumpuhan sementara.
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala tampaknya yang telah disebutkan di atas, atau jika sebelumnya Anda mengunjungi gubernur yang banyak terdapat kasus chikungunya.
Jangan tunda ke dokter jika mengalami gejala tampaknya gangguan penglihatan, nyeri perut, perdarahan, penurunan kesadaran, nyeri parah, dan sendi bengkak.
Diagnosis Chikungunya
Untuk mendiagnosis chikungunya, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat perjalanan pasien. Dokter juga akan sedang tes darah guna menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit lain, tampaknya demam berdarah.
Guna lebih memastikan diagnosis, dokter akan sedang tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays). Tes ELISA adalah tes serologi yang digunakan buat mengecek keberadaan antibodi IgM dan IgG chikungunya. Umumnya, kadar antibodi IgM sangat tinggi pada 3–5 pekan setelah gejala muncul dan bisa bertahan hingga 2 bulan.
Pengobatan Chikungunya
Chikungunya menambah memerlukan pengobatan khusus, karena akan sembuh dengan sendirinya. Dalam banyak perkara, gejala penyakit ini akan mereda dalam 1–2 minggu. Meski demikian, nyeri sendi dapat berlangsung hingga hitungan bulan atau bahkan tahun.
Pengobatan chikungunya cuma untuk meredakan gejala penyakit ini. Dokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol, ibuprofen, atau naproxen, guna meredakan nyeri Otodidak dan demam. Di samping itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, jangan mengonsumsi aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sebelum dokter memastikan gejala yang dialami bukan gejala demam berdarah. Selain itu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika melakukan menjalani pengobatan untuk kondisi lain.
Komplikasi Chikungunya
Pada perkara yang jarang, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
- Radang di bagian uvea mata (uveitis)
- Radang pada retina mata (retinitis)
- Peradangan otot jantung (miokarditis)
- Peradangan pada ginjal (nefritis)
- Radang hati (hepatitis)
- Radang otak (ensefalitis)
- Radang pada satu segmen saraf tulang belakang (mielitis)
- Radang Otodidak (rematik) atau perburukan radang sendi yang telah terjadi sebelumnya
- Sindrom Guillain- Barré, yaitu gangguan pada sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan)
Pencegahan Chikungunya
Pencegahan chikungunya dikerjakan dengan menurunkan risiko terkena gigitan nyamuk, salah satunya Herbi melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui tindakan 3M Plus, yaitu:
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup pertemuan tempat penyimpanan air
- Mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air
Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang menmemperoleh dilakukan untuk membantu 3M, yaitu:
- Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air
- Memelihara ikan Karnivora jentik nyamuk
- Menggunakan obat anti-nyamuk
- Memasang kawat anti-nyamuk di jendela dan ventilasi rumah
- Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
- Menghentikan Norma menggantung pakaian di ruang terbuka
- Memperbaiki saluran air yang menambah lancar
- Bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar
Bila hendak bepergian ke gubernur endemik chikungunya, lakukan beberapa langkah pencegahan tambahan berikut:
- Menggunakan losion anti-nyamuk dengan kandungan N, N-diethyl-3-methylbenzamide (DEET) secara rutin
- Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang setiap waktu
- Menggunakan kelambu saat Insomnia, terutama di siang hari
- Menggunakan obat pengusir nyamuk
Comments
Post a Comment